PEMBENIHAN DAN
PEMBESARAN IKAN MOLA
KARYA ILMIAH
OLEH
HERLITA DWI
MARTIANI
IX H
SMP NEGERI 1
SUKABUMI
KATA PENGANTAR
Dengan
selesainya tugas karya ilmiah ini,saya harus mengucapkan puji syukur kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa,karena limpahan rahmat dan taufiq-Nya.Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang mendidik,mendorong dan
membantu saya.
Tujuan saya menulis karya ilmiah ini selain untuk menyelesaikan tugas
dari guru,saya juga ingin memberi informasi bagi semua nya yang membaca karya
ilmiah saya.Dengan selesainya tugas ini,saya mengharapkan koreksi dan masukan
dari para pembaca,khususnya guru Bahasa Indonesia.
Sukabumi, Maret 2015
HDM
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………...............................i
DAFTAR ISI ……………………………………………............................ii
Bab 1 PENDAHULUAN ………………………………..............................1
1.1
Latar
belakang masalah ………………………………..................................................................1
1.2
Rumusan
masalah ……………………………………..........................................................2
1.3
Tujuan
…………………………………………………......................................2
1.4
Metode
………………………………………………..........................................2
Bab 2 PEMBAHASAN …………………………………….........................3
2.1 Pengertian .................................................................................................3
2.2 Pemilihan lokasi budi daya ......................................................................4
2.3 Pembenihan mola .....................................................................................7
2.4 Pembesaran mola .....................................................................................8
2.5 Penanggulangan hama
dan penyakit ikan
..............................................10
Bab 3
PENUTUP ......................................................................................................................11
3.1
Kesimpulan ......................................................................................................................11
3.2 Saran
......................................................................................................................11
LAMPIRAN
................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................
ii
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar belakang masalah
Pertambahan
jumlah penduduk Indonesia yang relatif masih sangat cepat,tidak hanya membuat
lahan daratan semakin sempit,tetapi juga mendorong peningkatan jumlah kebutuhan
hidup,termasuk kebutuhan pangan.Kebutuhan bahan pangan hewani seperti ikan juga
ikut meningkat.Laju peningkatan jumlah kebutuhan ikan dipacu juga oleh
peningkatan tingkat kehidupan dan pengetahuan penduduk tentang keunggulan ikan
dibandingkan dengan bahan pangan super protein hewani lain seperti sapi,ayam,kambing,kerbau
dan sebagainya.
Jumlah konsumsi per kapita komoditas
perikanan senantiasa menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.Ini dapat
dilihat dari meningkatnya permintaan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan produksi.Pertumbuhan permintaan ditujukan oleh perkembangan nilai
ekspor-impor ikan dunia,dimana nilai ekspor jauh lebih rendah jika dibandingkan
impor antara keduanya semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Di Indonesia,jumlah konsumsi per kapita
komoditas perikanan juga senantiasa menunjukkan peningkatan dari tahun ke
tahun.Untuk ikan dan udang segar,sejak tahun 1987 hingga 1996 menunjukkan
peningkatan rata-rata 9,55% per tahun,sedangkan untuk olahan(diawetkan)
menunjukkan penurunan 3.39%.Namun demikian,secara total menunjukkan peningkatan
7,10% per tahun.
Produksi ikan periode awal sejarah kehidupan
manusia dilakukan melalui usaha berburu.Manusia pada saat itu selalu bermukim
dekat sumber air seperti laut,sungai,danau,dan rawa.Dalam lingkungan seperti
itu,manusia dengan mudah memenuhi kebutuhan ikan.Saat ini hasil buruan atau
tangkapan ikan di perairan umum dan laut di sekitar pantai semakin berkurang
karena tangkap lebih (over fishing)
maupun karena kerusakan habitat.
Usaha pemeliharaan ikan dapat dilakukan
dalam air tawar,payau dan laut.Ikan mola adalah salah satu jenis ikan air tawar
yang kini makin diminati sebagai ikan konsumsi.Ikan yang hidup di sungai ini
tergolong jenis ikan yang mudah dipelihara,walaupun pengadaan benihnya hanya
dapat dilakukan secara buatan atau teknik kawin suntik/hipofisasi.Karena ikan
ini tidak memijah kalau tidak berada di habitan aslinya.Sebagai ikan konsumsi
penting,ikan ini berpotensi untuk menjadi ikan yang bernilai ekonomis
tinggi.Apalagi,untuk membudidayakan ikan mola,lahan yang tersedia cukup
memadai,yaitu sungai,danau,waduk dan kolam.
Teknologi budi daya ikan terdiri atas suatu
rangkaian usaha meliputi: pemilihan lokasi,pembuatan wadah
pemeliharaan,pembenihan,pembesaran,pemberian pakan,pengelolaan
air,penanggulangan hama dan penyakit,serta pengolahan hasil panen dan
pemasarannya.
1
2
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana
cara pembenihan dan pembesaran ikan mola ?
1.3 Tujuan
Tujuan
pengamatan ini adalah untuk mengetahui cara pembenihan dan pembesaran ikan mola.
1.4 Metode
Metode
penelitian ini adalah pustaka yaitu mengambil dari beberapa buku.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Ikan mola atau silver carp adalah ikan asli dari sungai-sungai di Tiongkok
Selatan dan Tiongkok Tengah,yaitu sungai Yang Tse,West River,Kwangsi,dan
Kwangtung.Dari sini kemudian disenarkan ke Jepang,Taiwan,Muangthai,Malaysia,dan
Ceylon.Ikan mola pertama kali didatangkan ke Indonesia oleh LPPD (Lembaga
Penelitian Perikanan Darat) pada bulan Nopember 1964 dari Jepang.Pada tahun
1969,kembali ikan mola didatangkan untuk kedua kalinya dari Taiwan.Sejak tahun
1968,percobaan pemijahan ikan mola secara hipofisasi mulai dilakukan,dan baru
berhasil pada bulan Desember 1971.
Di perairan umum Indonesia berupa waduk dan
sungai,ikan mola hidup dengan baik.Kini terdapat dua jenis mola yang hidup dan
dipelihara di perairan umum Indonesia,yaitu Hypopthalmichthys molitrix dan
H.nobilis.Secara taksonomik ikan mola diklasifikasikan ke dalam:
Filum :
Chordata
Klas : Pisces
Ordo :
Cypriniformes
Famili :
Cyprinidae
Genus :
Hypophthalmichthys
Spesies :
Hypophthalmichthys molitrix
Ikan mola
mempunyai tubuh memanjang agak pipih dan bersisik kecil-kecil,kepalanya lancip
dengan moncong tumpul membulat dan rahang bawah agak menonjol ke depan,tidak
mempunyai sungut.Panjang total mola 3,5 kali tinggi badan dan panjang standar
3,3 kali panjang kepala.Pada jenis Hypophthalmichthys molitrix geligir
memanjang dari ujung mulut sampai ke dubur,terdapat 108-120 sisik terpanjang
gurat sisik dan 28-32 baris sisik antara gurat sisi dan awal sirip
punggung,sisi jari-jari sirip punggung tidak bergerigi,pada sirip dubur
terdapat 12-13 ½ jari jari bercabang,badannya berwarna kehijauan sampai
keperakan (silver carp = karper perak).
Sedangkan jenis
H.nobilis memiliki geligir memanjang dari pangkal sirip perut sampai dubur,pada
gurat sisik terdapat 96-110 sisik dan 20-23 baris sisik antara gurat sisi dan
awal punggung,tidak mempunyai sungut,pinggiran belakang jari-jari terakhir
tidak bergerigi,13-14 ½ jari-jari bercabang pada sirip dubur,dan pada badannya
terdapat banyak sekali bercak hitam kecil
Habitat (tempat
hidup) ikan mola adalah sungai.Ikan mola adalah ikan pemakan plankton,tetapi
dalam pemeliharaannya,ikan mola menerima pakan berupa pelet yang mengandung
protein antara 25-30%.
Ikan ini
mencapai matang gonad pada umur 2 tahun. Induk betina ikan mola yang matang
telur dicirikan dengan perut yang membesar dan lembek,lubang genital yang agak
menonjol kemerah-merahan dan sirip dadanya licin.Sedangkan ikan jantan yang
matang gonad mengeluarkan sperma dari lubang genitalnya bila perutnya ke arah anus.
3
4
2.2 Pemilihan Lokasi Budi Daya
A. Aspek Teknis dan Ekologis
Beberapa faktor
yang terkait dengan aspek teknis dan ekologis,sebagai berikut.
1.Sumber Air
Air yang
digunakan untuk pengairan ada empat,yaitu: air hujan (precipitation),air embun (dew),air
permukaan (surface water),dan air tanah (ground water).Dari keempat jenis air
tersebut,hanya air permukaan yang lazim digunakan untuk budi daya ikan.Air
permukaan selain kaya akan unsur hara,debitnya juga tetap,seperti air
sungai,air waduk dan air danau.
2.Kuantitas Air
Sumber air yang
jelas dan memadai berarti memperjelas kuantitas (jumlah) air.Sumber air dan
kuantitas air dijadikan ukuran untuk memilih wadah yang tepat untuk
digunakan.Air yang dalam seperti di waduk dan danau dapat dilakukan pemeliharaan
ikan mola dengan menggunakan wadah sangkar atau keramba jaring apung
(KJA).Sedangkan perairan yang dangkal seperti pada saluran irigasi dan sungai
dangkal sangat cocok untuk pemeliharaan ikan sistem keramba.Pada bagian sungai
yang dekat muara yang biasanya agak dalam cocok untuk penerapan sistem sangkar
3.Kualitas Air
Selain sumber
dan kuantitas (jumlah) harus memadai,air yang digunakan untuk pemeliharaan ikan
mola juga harus memenuhi kebutuhan optimal ikan.Dengan kata lain,air yang
digunakan kualitasnya harus baik.Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan
parameter dalam menilai kualitas suatu perairan,sebagai berikut.
a.
Oksigen
Ikan membutuhkan oksigen guna pembakaran bahan bakarnya (makanan) untuk
menghasilkan aktivitas,seperti aktivitas berenang,pertumbuhan,reproduksi,dan
sebaliknya.Oleh karena itu,ketersediaan oksigen bagi ikan menentukan lingkaran
aktivitas ikan,konversi pakan,demikian juga laju pertumbuhan bergantung pada
oksigen,dengan ketentuan faktor kondisi lainnya adalah optimum.
b.
Karbondioksida
Karbondioksida bersifat sebaliknya dari
oksigen.Karbondiokasida jauh lebih mudah larut dalam air dibandingkan dengan
oksigen,sehingga sering”mengusir”dan menempati tempat oksigen dalam
air.Kenaikan karbondioksida di dalam air akan menghalangi proses diffusi
oksigen sehingga mengurangi konsumsi oksigen dan sebagai kompensasinya ikan
akan aktif sekali bernafas,yang dapat dilihat dari gerakan air disekitar
insang.Keaktifan bernafas ini memerlukan kalori dan mengurangi kesempatan untuk
makan bagi ikan (nafsu makan ikan menurun bahkan hilang),disamping selera makan
sudah jauh berkurang.Karena gas karbondioksida dalam air diperlukan oleh
tumbuhan hijau dalam proses fotosintesis,sehingga sangat penting artinya bagi
usaha budi daya ikan secara tradisional,sedangkan bagi usaha budi daya ikan
intensif,seperti kolam air deras malah merugikan.
5
c.
Derajat Keasaman
(pH air)
Derajat keasaman atau pH air menunjukan aktivitas ion
hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen
(dalam mol per liter) pada suhu tertentu atau dapat di tulis pH= -log (H)+
d.
Daya
Menggabung Asam (DMA)
Daya
menggabung asam (DNA) ialah jumlah ml HCI 0,1 N yang dipakai untuk menitrasi
100ml contoh air dengan menggunakan indikator methyl orange.
e.
Amonia
Amonia
(NH3) dalam air berasal dari perombakan bahan-bahan organik dan
pengeluaran hasil metabolisme ikan melalui ginjal dan jaringan insang. Di
samping itu, anmonia dalam kolam atau perairan juga dapat terbentuk sebagai
hasil proses dekomposisi protein yang berasal dari sisa pakan atau plankton
yang mati
4. Iklim
Iklim tropis
seperti Indonesia cocok untuk budi daya mola. Namun yang perlu diperhatikan
adalah parameter iklim tersebut untuk menentukan lokasi dan pembuatan kontruksi
wadah pemeliharaan serta mengetahui waktu yang cocok untuk penebaran (musim
tanam).
5. Sumber Benih
Salah satu aspek
teknis yang juga perlu diperhatikan adalah sumber benih. Ketersediaan benih
yang memadai, baik dari segi jumlah, kualitasz maupun kontinuitas, sangat
menentukan keberhasilan budi daya ikan mola. Sumber benih yang tidak memadai,
dikhawatirkan akan menghambat usaha pemeliharaan ikan mola.
6. Organisme
Pengganggu
Organisme
pengganggu atau hama adalah hewan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap ikan
budi daya. Organisme pengganggu dapat berupa predator (pemangsa), kompetitor
(penyaing) dan perusak sarana.
7. Kelstarian
Lingkungan
Dalam usaha budi
daya ikan,termasuk budi daya ikan mola, perlu diperhatikan kelestarian
(konservasi) lingkungan. Kelestarian lingkungan sebagai salah satu faktor yang
tidak dapat diabaikan lagi dalam setiap kegiatan yang menyentuh pemanfaatan
sumber daya alam, termasuk pemanfaatan, air,tanah dan ikan.
6
B. Aspek Tanah
1. Topografi
Perencanaan
dan kontruksi kolam tidak terlepas dari topografi tanah pada daerah yang akan
dipilih sebagai lokasi untuk membangun kolam, karena topografi ditentukan oleh
tipe, luas dan kedalaman kolam yang dibuat. Topografi tanah adalah tinggi
rendahnya tanah atau naik turunnya disuatu tempat (lokasi).
2. Tekstur tanah
Dalam budi daya ikan mola di kolam,
tekstur tanah memiliki peranan yang sangat
penting dalam pemilihan lokasi, sebab tekstur tanah berkaitan erat
dengan kualitas tanah. Tekstur tanah yang semakin kompak, semakin baik di
jadikan kolam. Bila kolam dibangun di atas tanah yang kedap air, maka kolam
tidak mudah bocor, sehingga ikan yang dipelihara di dalamnya lebih aman.
C. Aspek Sosial
Ekonomis
1. Pemilikan lokasi
Lokasi yang dipilih
untuk pembangunan kolam atau penempatan wadah budi daya ikan lainnya,
pemilikannya harus jelas, sehingga tidak berbenturan dengan kepentingan instansi
atau lembaga lain dikemudian hari.
2. Tenaga Kerja
Usaha budi daya ikan skala besar membutuhkan
tenaga kerja dari luar, sedangkan budi daya ikan skala kecil, yang biasa
dilakukan oleh petani ikan, tidak membutuhkan tenaga kerja, karena semua
kegiatan dilaksanakan oleh anggota
keluarga.
7
2.3 Pembenihan Mola
A. Lokasi dan
Fasilitas Pembenihan
Lokasi lahan untuk
usaha pembenihan ikan mola sebaiknya di dataran rendah sampai tinggi antara
50-700 m di atas permukaan laut. Air yang dibutuhkan tidak perlu terlalu
jernih, asalkan debitnya air cukup untuk mengganti air kolam. Penggantian air
tidak perlu setiap hari, cukup seminggu sekali. Namun, jika air terlalu keruh
atau berwarna cokelat karena mengandung banyak partikel tanah maka perlu
diendapkan di dalam kolam pengendapan sebelum dimasukan ke dalam kolam
pembenihan. Perlu diperhatikan agar air yang masuk ke kolam tidak mengandung
bahan pencemar, seperti limbah industri, limbah rumah tangga dan limbah
pertanian.
Untuk pembenihan
yang lebih intensif dibutuhkan fasilitas-fasilitas sebagai berikut.
1.
Kolam
pemeliharaan induk
2.
Wadah
penetasan telur
3.
Wadah
pemeliharaan larva
4.
Kolam
pemeliharaan benih
B. Hipofisasi
Hipofisasi atau kawin suntik (induced breeding) adalah memijahkan ikan yang telah di suntik kelenjar
hipofisa yang terdapat pada kepala ikan. Kawin suntuik dengan kelenjar hipofisa
ini diperkenalkan pertama kali oleh Housay, seorang warga negara Argentina pada
tahun 1930.
C. Pemeliharaan dan perawatan larva
Larva ikan mola yang baru menetas belum kuat seperti
induknya, sehingga dibutuhkan pemeliharaan dan penanganan yang baik agar
tingkat mortalitas ( kematian) larva tidak tinggi.
1.
Pemeliharaan
larva
Setelah
menetas menjadi larva, larva tersebut tetap dipelihara dalam corong penetasan
selama 2 hari
2.
Perawatan
larva
Berikut
ini beberapa tindakan dalam perawatan larva
a.
Penggunaan
air yang berkualitas
b.
Pem
berian peneduh
c.
Penggunaan
aerasi
d.
Vaksinasi
e.
Pemberian
pakan yang sesuai dan cukup
8
2.4 Pembesaran
mola
A.
Kolam
air mengalir
Kolam air mengalir yang ideal adalah kolam yang mudah
diairi dan dikeringankan. Kolam ini dapat berupa kolam tanah atau gabungan dari
tanah dan beton (pematang dan saluran kolam dibuat beton). Sebuah kolam terdiri
dari pematang/ tanggul,saluran,pintu,dan dasar kolam.
1.
Pembuatan
kolam
a.
Pematangan
kolam
Bentuk
pematang tanah yang umum adalah trapesium sama kaki dengan kemiringan kaki
1:1,lebar atas 1-1,5 m;lebar bawah 3-4,5 m dan tinggi 1-1,5 m.Tetapi ada juga
yang berbentuk kerucut.
b.
Saluran
kolam
Saluran
kolam dapat berupa saluran tanah maupun saluran beton.Pembuatan saluran air
pada kolam dilakukan setelah pembuatan pematang
c.
Pintu
kolam
Sebuah
kolam memiliki pintu masuk dan pintu keluar air.Kedua pintu tersebut
masing-masing terletak di sisi kolam terpendek yang berhadapan.Pintu masuk berupa
saluran yang terletak 20-40 cm di atas permukaan air dan diberi saringan agar
dapat mencegah ikan keluar dari kolam.Saringan tersebut harus selalu
dibersihkan agar debit air masuk tidak berkurang karena tersumbat sampah.Pintu
pemasukkan juga dapat dibuat dari pipa paralon,bambu,papan/kayu atau dibeton.
d.
Dasar
kolam
Setelah
kolam selesai dibuat,maka dasar kolam dicangkul untuk membuat saluran tengah
yang menghubungkan pintu pemasukkan dan pengeluaran air yang biasa disebut caren atau kemalir.Caren atau kemalir adalah parit yang berada di dalam
kolam,yang pembuatannya termasuk dalam rangkaian pekerjaan penggalian
tanah.Fungsi caren adalah untuk mempermudah penangkapan ikan ketika
panen,sekaligus tempat penimbunan endapan lumpur dan sisa-sisa pakan serta sebagai
pengatur sirkulasi air di dasar kolam.
2.
Pemeliharaan
ikan
Kolam
air mengalir adalah suatu badan air yang dilengkapi dengan pintu air masuk dan
keluar.Massa air mengalami penggantian karena badan air selalu mendapat pasokan
air dengan debit minimum 10 liter/detik/hektar.Bahan,bentuk dan luas kolam
dapat dibuat bervariasi.
B.
Kolam
Bulat
1.
Pembuatan
kolam bulat
Kolam
bulat kontruksi permanen mempunyai garis tengah 6 meter,kedalaman dinding 1-1,5
meter dan lantai melandai ke titik pusat
9
dengan
kemiringan 5-10%.Pada titik tengah atau pusat kolam dibangun saluran pembuangan
yang dihubungkan dengan pipa pengontrol.
2.
Pemeliharaan
ikan
Ikan
mola berukuran 50-100 gram per ekor ditebar dengan kepadatan 5-10 ekor/m2.Ikan
yang dipelihara diberi pakan dalam bentuk pelet sebanyak 2-3% bobot badan per
hari dan diberikan secara manual atau menggunakan pepakan.
10
2.5 Penanggulangan hama dan penyakit
A.Pencegahan
Beberapa
teknik pencegahan hama dan penyakit ikan antara lain sebagai berikut.
1.
Dekontaminasi
Wadah Pemeliharaan
2.
Dekontaminasi
Peralatan
3.
Dekontaminasi
Ikan
B.Penanggulangan Hama
Hama adalah organisme
yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan budi daya,baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Beberapa pestisida
organik yang efektif digunakan untuk penanggulangan hama dan beberapa cara
penanggulangan hama dikemukakan berikut.
1.
Akar
Tuba
2.
Tembakau
3.
Biji
Teh
4.
Penanggulangan
Insekta
5.
Penanggulangan
Katak dan Ular
6.
Penanggulangan
Burung dan Mamalia
C.Penyakit Noninfeksi
Penyakit noninfeksi
(penyakit nonparasiter) adalah penyakit yang disebabkan oleh bukan organisme
infektif,sehingga tidak menyebabkan infeksi dan tidak menular.Penyakit
noninfeksi atau nonparasiter berdasarkan sumber dan penyebabnya antara lain
sebagai berikut.
1.
Kualitas
Air
2.
Pakan
3.
Keracunan
4.
Turunan
5.
Penanganan
6.
Umbalan
(Upwelling)
7.
Iklim
11
D.Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi atau
penyakit parasiter disebabkan oleh organisme infektif (penyebab infeksi)
seperti jamur,virus,bakteri dan parasit.Beberapa penyakit infeksi yang dikenal
umum menyerang ikan air tawar adalah sebagai berikut.
1.
Parasit
a.
Penyakit
bintik putih
b.
Penyakit
gatal
c.
Lerneasis
d.
Myxosporeasis
e.
Dactylogiriasis
f.
Gyrodactyliasis
g.
Penyakit
Kutu Ikan
h.
Ergasilosis
i.
Clinostonumiosis
j.
Penyakit
Cacing Darah
2.
Bakteri
a.
Penyakit
Bercak Merah
b.
Columnaris
c.
Edwardsilosis
d.
Vibriosis
e.
Tuberculosis
f.
Penyakit
Ginjal
g.
Penyakit
Cacar
h.
Furunculosis
i.
Penyakit
Bisul
3.
Jamur
a.
Saprolegniasis
b.
Brachiomycosis
c.
Achlyasis
12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ikan mola
(Hypopthalmichthtys molitrix) merupakan salah satu jenis ikan budi daya di
Indonesia.Ikan ini didatangkan pertama kali ke Indonesia oleh LPPD (Lembaga
Penelitian Perikanan Darat) pada bulan Nopember 1964 dari Jepang.Kemudian pada
tahun 1969,untuk kedua kalinya ikan ini didatangkan dari Taiwan.Ikan yang
merupakan ikan asli sungai-sungai di Tiongkok ini,kini telah menjadi salah satu
ikan konsumsi penting di Indonesia. Sehingga walaupun pembenihannya hanya dapat
dilakukan secara buatan dengan teknik hipofisasi, banyak petani ikan mulai
membudidayakannya. Demikian pula dalam rangka penganekaragaman konsumsi protein
diperkirakan konsumsi ikan juga terus meningkat. Orang semakin menyadari bahwa ikan
tidak mengandung kolestrol sehingga aman untuk kesehatan jantung. Untuk itu,
budi daya ikan mola perlu di pacu agar kebutuhan protein ikan dalam negri dapat
terpenuhi, bahkan bila perlu untuk diekspor.
Ikan mola tergolong ikan air tawar yang
berukuran besar, mencapai 1 meter. Karena itu, bila pembudidayaannya dilakukan
secara intensif akan menghasilkan ikan-ikan mola yang berukuran besar,yang
tidak hanya laku di pasaran dalam negri tetapi juga di luar negri. Oleh karna
itu, penulis menyemptkn waktu untuk menulis buku ini, dengan harapan dapat
mendorong usaha budi daya ikan tersebut.
3.2 Saran
Dari hasil
penelitian yang saya lakukan tentang cara membenih dan membesarkan ikan mola
dapat diketahui cara membenih dan membesarkan ikan mola itu sangatlah penting
bagi peternak ikan mola, dan juga para peternak ikan mola harus lebih
memperhatikan dari mulai pemilihan lokasi budi daya, cara membenih ikan mola,
cara pembesaran ikan mola, dan yang sangat penting adalah cara menanggulangi
hama dan penyakit ikan.
LAMPIRAN
Jenis-jenis air yang dapat digunakan untuk perairan
Tabel derajat keasaman atau pH
Cara pembenihan dan pembesaran ikan mola
DAFTAR PUSTAKA
______,1992.Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan.Yogyakarta:Kanisius.
A.Bittner,1989.Budidaya Air.Jakarta:Yayasan Obor
Indonesia.
S.Djarijah A,1996.Membuat Kolam Ikan.Yogyakarta:Kanisius.
Kordi,1996.Parameter Kualitas Air.Surabaya:Karya
Anda.
___,2004.Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan.Jakarta:PT.Rineka
Cipta.
___,2004.Pakan Ikan:Formulasi,Pembuatan dan Pemberian.Jakarta:PT.Perca.
___,2007.Budi Daya Perairan.Bandung:PT.Citra
Aditya Bakti.
Kuswandi,1993.Pengapuran Tanah Pertanian.Yogyakarta:Kanisius.
Soeseno,1986.Pemeliharaan Ikan di Kolam Pekarangan.Yogyakarta:Kanisius.
___,1986.Membuat Kolam Ikan.Jakarta:PT.Penebar
Swadaya.