Jumat, 20 Maret 2015

Tugas 4 170315

Diposting oleh Unknown di 3:47 PM 0 komentar
PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN IKAN MOLA

KARYA ILMIAH


OLEH

HERLITA DWI MARTIANI

IX H




SMP NEGERI 1 SUKABUMI


KATA PENGANTAR
  
   Dengan selesainya tugas karya ilmiah ini,saya harus mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,karena limpahan rahmat dan taufiq-Nya.Saya juga mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang mendidik,mendorong dan membantu saya.
   Tujuan saya menulis karya ilmiah ini selain untuk menyelesaikan tugas dari guru,saya juga ingin memberi informasi bagi semua nya yang membaca karya ilmiah saya.Dengan selesainya tugas ini,saya mengharapkan koreksi dan masukan dari para pembaca,khususnya guru Bahasa Indonesia.


















Sukabumi,      Maret 2015
                                                                                                           HDM
i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………...............................i
DAFTAR ISI  ……………………………………………............................ii
Bab 1 PENDAHULUAN ………………………………..............................1
1.1  Latar belakang masalah ………………………………..................................................................1
1.2  Rumusan masalah ……………………………………..........................................................2
1.3  Tujuan …………………………………………………......................................2
1.4  Metode ………………………………………………..........................................2
Bab 2 PEMBAHASAN …………………………………….........................3
2.1 Pengertian .................................................................................................3
2.2 Pemilihan lokasi budi daya ......................................................................4
2.3 Pembenihan mola .....................................................................................7
2.4 Pembesaran mola .....................................................................................8
2.5 Penanggulangan hama dan penyakit ikan ..............................................10
Bab 3 PENUTUP ......................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................11
3.2 Saran ......................................................................................................................11
LAMPIRAN ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................




ii


BAB 1
Pendahuluan
1.1  Latar belakang masalah
        Pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang relatif masih sangat cepat,tidak hanya membuat lahan daratan semakin sempit,tetapi juga mendorong peningkatan jumlah kebutuhan hidup,termasuk kebutuhan pangan.Kebutuhan bahan pangan hewani seperti ikan juga ikut meningkat.Laju peningkatan jumlah kebutuhan ikan dipacu juga oleh peningkatan tingkat kehidupan dan pengetahuan penduduk tentang keunggulan ikan dibandingkan dengan bahan pangan super protein hewani lain seperti sapi,ayam,kambing,kerbau dan sebagainya.
   Jumlah konsumsi per kapita komoditas perikanan senantiasa menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.Ini dapat dilihat dari meningkatnya permintaan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan produksi.Pertumbuhan permintaan ditujukan oleh perkembangan nilai ekspor-impor ikan dunia,dimana nilai ekspor jauh lebih rendah jika dibandingkan impor antara keduanya semakin meningkat dari tahun ke tahun.
   Di Indonesia,jumlah konsumsi per kapita komoditas perikanan juga senantiasa menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.Untuk ikan dan udang segar,sejak tahun 1987 hingga 1996 menunjukkan peningkatan rata-rata 9,55% per tahun,sedangkan untuk olahan(diawetkan) menunjukkan penurunan 3.39%.Namun demikian,secara total menunjukkan peningkatan 7,10% per tahun.
   Produksi ikan periode awal sejarah kehidupan manusia dilakukan melalui usaha berburu.Manusia pada saat itu selalu bermukim dekat sumber air seperti laut,sungai,danau,dan rawa.Dalam lingkungan seperti itu,manusia dengan mudah memenuhi kebutuhan ikan.Saat ini hasil buruan atau tangkapan ikan di perairan umum dan laut di sekitar pantai semakin berkurang karena tangkap lebih (over fishing) maupun karena kerusakan habitat.
   Usaha pemeliharaan ikan dapat dilakukan dalam air tawar,payau dan laut.Ikan mola adalah salah satu jenis ikan air tawar yang kini makin diminati sebagai ikan konsumsi.Ikan yang hidup di sungai ini tergolong jenis ikan yang mudah dipelihara,walaupun pengadaan benihnya hanya dapat dilakukan secara buatan atau teknik kawin suntik/hipofisasi.Karena ikan ini tidak memijah kalau tidak berada di habitan aslinya.Sebagai ikan konsumsi penting,ikan ini berpotensi untuk menjadi ikan yang bernilai ekonomis tinggi.Apalagi,untuk membudidayakan ikan mola,lahan yang tersedia cukup memadai,yaitu sungai,danau,waduk dan kolam.
   Teknologi budi daya ikan terdiri atas suatu rangkaian usaha meliputi: pemilihan lokasi,pembuatan wadah pemeliharaan,pembenihan,pembesaran,pemberian pakan,pengelolaan air,penanggulangan hama dan penyakit,serta pengolahan hasil panen dan pemasarannya.
1

2
1.2  Rumusan masalah

Bagaimana cara pembenihan dan pembesaran ikan mola ?

1.3  Tujuan

Tujuan pengamatan ini adalah untuk mengetahui cara pembenihan dan pembesaran ikan mola.

1.4  Metode

Metode penelitian ini adalah pustaka yaitu mengambil dari beberapa buku.







  2
BAB 2

 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

      Ikan mola atau silver carp adalah ikan asli dari sungai-sungai di Tiongkok Selatan dan Tiongkok Tengah,yaitu sungai Yang Tse,West River,Kwangsi,dan Kwangtung.Dari sini kemudian disenarkan ke Jepang,Taiwan,Muangthai,Malaysia,dan Ceylon.Ikan mola pertama kali didatangkan ke Indonesia oleh LPPD (Lembaga Penelitian Perikanan Darat) pada bulan Nopember 1964 dari Jepang.Pada tahun 1969,kembali ikan mola didatangkan untuk kedua kalinya dari Taiwan.Sejak tahun 1968,percobaan pemijahan ikan mola secara hipofisasi mulai dilakukan,dan baru berhasil pada bulan Desember 1971.
   Di perairan umum Indonesia berupa waduk dan sungai,ikan mola hidup dengan baik.Kini terdapat dua jenis mola yang hidup dan dipelihara di perairan umum Indonesia,yaitu Hypopthalmichthys molitrix dan H.nobilis.Secara taksonomik ikan mola diklasifikasikan ke dalam:
Filum          : Chordata
Klas            : Pisces
Ordo           : Cypriniformes
Famili         : Cyprinidae
Genus         : Hypophthalmichthys
Spesies       : Hypophthalmichthys molitrix
   Ikan mola mempunyai tubuh memanjang agak pipih dan bersisik kecil-kecil,kepalanya lancip dengan moncong tumpul membulat dan rahang bawah agak menonjol ke depan,tidak mempunyai sungut.Panjang total mola 3,5 kali tinggi badan dan panjang standar 3,3 kali panjang kepala.Pada jenis Hypophthalmichthys molitrix geligir memanjang dari ujung mulut sampai ke dubur,terdapat 108-120 sisik terpanjang gurat sisik dan 28-32 baris sisik antara gurat sisi dan awal sirip punggung,sisi jari-jari sirip punggung tidak bergerigi,pada sirip dubur terdapat 12-13 ½ jari jari bercabang,badannya berwarna kehijauan sampai keperakan (silver carp = karper perak).
   Sedangkan jenis H.nobilis memiliki geligir memanjang dari pangkal sirip perut sampai dubur,pada gurat sisik terdapat 96-110 sisik dan 20-23 baris sisik antara gurat sisi dan awal punggung,tidak mempunyai sungut,pinggiran belakang jari-jari terakhir tidak bergerigi,13-14 ½ jari-jari bercabang pada sirip dubur,dan pada badannya terdapat banyak sekali bercak hitam kecil
   Habitat (tempat hidup) ikan mola adalah sungai.Ikan mola adalah ikan pemakan plankton,tetapi dalam pemeliharaannya,ikan mola menerima pakan berupa pelet yang mengandung protein antara 25-30%.
   Ikan ini mencapai matang gonad pada umur 2 tahun. Induk betina ikan mola yang matang telur dicirikan dengan perut yang membesar dan lembek,lubang genital yang agak menonjol kemerah-merahan dan sirip dadanya licin.Sedangkan ikan jantan yang matang gonad mengeluarkan sperma dari lubang genitalnya bila perutnya ke arah anus.
3

4
2.2 Pemilihan Lokasi Budi Daya
A. Aspek Teknis dan Ekologis
   Beberapa faktor yang terkait dengan aspek teknis dan ekologis,sebagai berikut.
1.Sumber Air
   Air yang digunakan untuk pengairan ada empat,yaitu: air hujan (precipitation),air embun (dew),air permukaan (surface water),dan air tanah (ground water).Dari keempat jenis air tersebut,hanya air permukaan yang lazim digunakan untuk budi daya ikan.Air permukaan selain kaya akan unsur hara,debitnya juga tetap,seperti air sungai,air waduk dan air danau.
2.Kuantitas Air
   Sumber air yang jelas dan memadai berarti memperjelas kuantitas (jumlah) air.Sumber air dan kuantitas air dijadikan ukuran untuk memilih wadah yang tepat untuk digunakan.Air yang dalam seperti di waduk dan danau dapat dilakukan pemeliharaan ikan mola dengan menggunakan wadah sangkar atau keramba jaring apung (KJA).Sedangkan perairan yang dangkal seperti pada saluran irigasi dan sungai dangkal sangat cocok untuk pemeliharaan ikan sistem keramba.Pada bagian sungai yang dekat muara yang biasanya agak dalam cocok untuk penerapan sistem sangkar
3.Kualitas Air
   Selain sumber dan kuantitas (jumlah) harus memadai,air yang digunakan untuk pemeliharaan ikan mola juga harus memenuhi kebutuhan optimal ikan.Dengan kata lain,air yang digunakan kualitasnya harus baik.Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan parameter dalam menilai kualitas suatu perairan,sebagai berikut.
a.       Oksigen
Ikan membutuhkan oksigen guna pembakaran bahan bakarnya (makanan) untuk menghasilkan aktivitas,seperti aktivitas berenang,pertumbuhan,reproduksi,dan sebaliknya.Oleh karena itu,ketersediaan oksigen bagi ikan menentukan lingkaran aktivitas ikan,konversi pakan,demikian juga laju pertumbuhan bergantung pada oksigen,dengan ketentuan faktor kondisi lainnya adalah optimum.
b.      Karbondioksida
Karbondioksida bersifat sebaliknya dari oksigen.Karbondiokasida jauh lebih mudah larut dalam air dibandingkan dengan oksigen,sehingga sering”mengusir”dan menempati tempat oksigen dalam air.Kenaikan karbondioksida di dalam air akan menghalangi proses diffusi oksigen sehingga mengurangi konsumsi oksigen dan sebagai kompensasinya ikan akan aktif sekali bernafas,yang dapat dilihat dari gerakan air disekitar insang.Keaktifan bernafas ini memerlukan kalori dan mengurangi kesempatan untuk makan bagi ikan (nafsu makan ikan menurun bahkan hilang),disamping selera makan sudah jauh berkurang.Karena gas karbondioksida dalam air diperlukan oleh tumbuhan hijau dalam proses fotosintesis,sehingga sangat penting artinya bagi usaha budi daya ikan secara tradisional,sedangkan bagi usaha budi daya ikan intensif,seperti kolam air deras malah merugikan.

5
c.       Derajat Keasaman (pH air)
Derajat keasaman atau pH air menunjukan aktivitas ion hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen (dalam mol per liter) pada suhu tertentu atau dapat di tulis pH= -log (H)+
d.      Daya Menggabung Asam (DMA)
Daya menggabung asam (DNA) ialah jumlah ml HCI 0,1 N yang dipakai untuk menitrasi 100ml contoh air dengan menggunakan indikator methyl orange.
e.       Amonia
Amonia (NH3) dalam air berasal dari perombakan bahan-bahan organik dan pengeluaran hasil metabolisme ikan melalui ginjal dan jaringan insang. Di samping itu, anmonia dalam kolam atau perairan juga dapat terbentuk sebagai hasil proses dekomposisi protein yang berasal dari sisa pakan atau plankton yang mati
4. Iklim
Iklim tropis seperti Indonesia cocok untuk budi daya mola. Namun yang perlu diperhatikan adalah parameter iklim tersebut untuk menentukan lokasi dan pembuatan kontruksi wadah pemeliharaan serta mengetahui waktu yang cocok untuk penebaran (musim tanam).
5. Sumber Benih
Salah satu aspek teknis yang juga perlu diperhatikan adalah sumber benih. Ketersediaan benih yang memadai, baik dari segi jumlah, kualitasz maupun kontinuitas, sangat menentukan keberhasilan budi daya ikan mola. Sumber benih yang tidak memadai, dikhawatirkan akan menghambat usaha pemeliharaan ikan mola.
6. Organisme Pengganggu
Organisme pengganggu atau hama adalah hewan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap ikan budi daya. Organisme pengganggu dapat berupa predator (pemangsa), kompetitor (penyaing) dan perusak sarana.
7. Kelstarian Lingkungan
Dalam usaha budi daya ikan,termasuk budi daya ikan mola, perlu diperhatikan kelestarian (konservasi) lingkungan. Kelestarian lingkungan sebagai salah satu faktor yang tidak dapat diabaikan lagi dalam setiap kegiatan yang menyentuh pemanfaatan sumber daya alam, termasuk pemanfaatan, air,tanah dan ikan.

6
B. Aspek Tanah
1. Topografi
            Perencanaan dan kontruksi kolam tidak terlepas dari topografi tanah pada daerah yang akan dipilih sebagai lokasi untuk membangun kolam, karena topografi ditentukan oleh tipe, luas dan kedalaman kolam yang dibuat. Topografi tanah adalah tinggi rendahnya tanah atau naik turunnya disuatu tempat (lokasi).
2. Tekstur tanah
            Dalam budi daya ikan mola di kolam, tekstur tanah memiliki peranan yang sangat   penting dalam pemilihan lokasi, sebab tekstur tanah berkaitan erat dengan kualitas tanah. Tekstur tanah yang semakin kompak, semakin baik di jadikan kolam. Bila kolam dibangun di atas tanah yang kedap air, maka kolam tidak mudah bocor, sehingga ikan yang dipelihara di dalamnya lebih aman.
C. Aspek Sosial Ekonomis
1. Pemilikan lokasi
Lokasi yang dipilih untuk pembangunan kolam atau penempatan wadah budi daya ikan lainnya, pemilikannya harus jelas, sehingga tidak berbenturan dengan kepentingan instansi atau lembaga lain dikemudian hari.
2. Tenaga Kerja
 Usaha budi daya ikan skala besar membutuhkan tenaga kerja dari luar, sedangkan budi daya ikan skala kecil, yang biasa dilakukan oleh petani ikan, tidak membutuhkan tenaga kerja, karena semua kegiatan dilaksanakan oleh  anggota keluarga.







7
2.3 Pembenihan Mola
A. Lokasi dan Fasilitas Pembenihan
Lokasi lahan untuk usaha pembenihan ikan mola sebaiknya di dataran rendah sampai tinggi antara 50-700 m di atas permukaan laut. Air yang dibutuhkan tidak perlu terlalu jernih, asalkan debitnya air cukup untuk mengganti air kolam. Penggantian air tidak perlu setiap hari, cukup seminggu sekali. Namun, jika air terlalu keruh atau berwarna cokelat karena mengandung banyak partikel tanah maka perlu diendapkan di dalam kolam pengendapan sebelum dimasukan ke dalam kolam pembenihan. Perlu diperhatikan agar air yang masuk ke kolam tidak mengandung bahan pencemar, seperti limbah industri, limbah rumah tangga dan limbah pertanian.
Untuk pembenihan yang lebih intensif dibutuhkan fasilitas-fasilitas sebagai berikut.
1.      Kolam pemeliharaan induk
2.      Wadah penetasan telur
3.      Wadah pemeliharaan larva
4.      Kolam pemeliharaan benih

B. Hipofisasi

Hipofisasi atau kawin suntik (induced breeding) adalah memijahkan ikan yang telah di suntik kelenjar hipofisa yang terdapat pada kepala ikan. Kawin suntuik dengan kelenjar hipofisa ini diperkenalkan pertama kali oleh Housay, seorang warga negara Argentina pada tahun 1930.

C. Pemeliharaan dan perawatan larva
Larva ikan mola yang baru menetas belum kuat seperti induknya, sehingga dibutuhkan pemeliharaan dan penanganan yang baik agar tingkat mortalitas ( kematian) larva tidak tinggi.
1.      Pemeliharaan larva
Setelah menetas menjadi larva, larva tersebut tetap dipelihara dalam corong penetasan selama 2 hari
2.      Perawatan larva
Berikut ini beberapa tindakan dalam perawatan larva
a.       Penggunaan air yang berkualitas
b.      Pem berian peneduh
c.       Penggunaan aerasi
d.      Vaksinasi
e.       Pemberian pakan yang sesuai dan cukup

8
2.4       Pembesaran mola
A.    Kolam air mengalir
Kolam air mengalir yang ideal adalah kolam yang mudah diairi dan dikeringankan. Kolam ini dapat berupa kolam tanah atau gabungan dari tanah dan beton (pematang dan saluran kolam dibuat beton). Sebuah kolam terdiri dari pematang/ tanggul,saluran,pintu,dan dasar kolam.
1.      Pembuatan kolam
a.       Pematangan kolam
Bentuk pematang tanah yang umum adalah trapesium sama kaki dengan kemiringan kaki 1:1,lebar atas 1-1,5 m;lebar bawah 3-4,5 m dan tinggi 1-1,5 m.Tetapi ada juga yang berbentuk kerucut.
b.      Saluran kolam
Saluran kolam dapat berupa saluran tanah maupun saluran beton.Pembuatan saluran air pada kolam dilakukan setelah pembuatan pematang
c.       Pintu kolam
Sebuah kolam memiliki pintu masuk dan pintu keluar air.Kedua pintu tersebut masing-masing terletak di sisi kolam terpendek yang berhadapan.Pintu masuk berupa saluran yang terletak 20-40 cm di atas permukaan air dan diberi saringan agar dapat mencegah ikan keluar dari kolam.Saringan tersebut harus selalu dibersihkan agar debit air masuk tidak berkurang karena tersumbat sampah.Pintu pemasukkan juga dapat dibuat dari pipa paralon,bambu,papan/kayu atau dibeton.
d.      Dasar kolam
Setelah kolam selesai dibuat,maka dasar kolam dicangkul untuk membuat saluran tengah yang menghubungkan pintu pemasukkan dan pengeluaran air yang biasa disebut caren atau kemalir.Caren atau kemalir adalah parit yang berada di dalam kolam,yang pembuatannya termasuk dalam rangkaian pekerjaan penggalian tanah.Fungsi caren adalah untuk mempermudah penangkapan ikan ketika panen,sekaligus tempat penimbunan endapan lumpur dan sisa-sisa pakan serta sebagai pengatur sirkulasi air di dasar kolam.
2.      Pemeliharaan ikan
Kolam air mengalir adalah suatu badan air yang dilengkapi dengan pintu air masuk dan keluar.Massa air mengalami penggantian karena badan air selalu mendapat pasokan air dengan debit minimum 10 liter/detik/hektar.Bahan,bentuk dan luas kolam dapat dibuat bervariasi.
B.     Kolam Bulat
1.      Pembuatan kolam bulat
Kolam bulat kontruksi permanen mempunyai garis tengah 6 meter,kedalaman dinding 1-1,5 meter dan lantai melandai ke titik pusat

9
dengan kemiringan 5-10%.Pada titik tengah atau pusat kolam dibangun saluran pembuangan yang dihubungkan dengan pipa pengontrol.
2.      Pemeliharaan ikan
Ikan mola berukuran 50-100 gram per ekor ditebar dengan kepadatan 5-10 ekor/m2.Ikan yang dipelihara diberi pakan dalam bentuk pelet sebanyak 2-3% bobot badan per hari dan diberikan secara manual atau menggunakan pepakan.




10
2.5 Penanggulangan hama dan penyakit
A.Pencegahan
Beberapa teknik pencegahan hama dan penyakit ikan antara lain sebagai berikut.
1.      Dekontaminasi Wadah Pemeliharaan
2.      Dekontaminasi Peralatan
3.      Dekontaminasi Ikan
            B.Penanggulangan Hama
                        Hama adalah organisme yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan budi daya,baik secara langsung maupun tidak langsung.
Beberapa pestisida organik yang efektif digunakan untuk penanggulangan hama dan beberapa cara penanggulangan hama dikemukakan berikut.
1.      Akar Tuba
2.      Tembakau
3.      Biji Teh
4.      Penanggulangan Insekta
5.      Penanggulangan Katak dan Ular
6.      Penanggulangan Burung dan Mamalia
C.Penyakit Noninfeksi
            Penyakit noninfeksi (penyakit nonparasiter) adalah penyakit yang disebabkan oleh bukan organisme infektif,sehingga tidak menyebabkan infeksi dan tidak menular.Penyakit noninfeksi atau nonparasiter berdasarkan sumber dan penyebabnya antara lain sebagai berikut.
1.      Kualitas Air
2.      Pakan
3.      Keracunan
4.      Turunan
5.      Penanganan
6.      Umbalan (Upwelling)
7.      Iklim




11
D.Penyakit Infeksi
            Penyakit infeksi atau penyakit parasiter disebabkan oleh organisme infektif (penyebab infeksi) seperti jamur,virus,bakteri dan parasit.Beberapa penyakit infeksi yang dikenal umum menyerang ikan air tawar adalah sebagai berikut.
1.      Parasit
a.       Penyakit bintik putih
b.      Penyakit gatal
c.       Lerneasis
d.      Myxosporeasis
e.       Dactylogiriasis
f.       Gyrodactyliasis
g.      Penyakit Kutu Ikan
h.      Ergasilosis
i.        Clinostonumiosis
j.        Penyakit Cacing Darah
2.      Bakteri
a.       Penyakit Bercak Merah
b.      Columnaris
c.       Edwardsilosis
d.      Vibriosis
e.       Tuberculosis
f.       Penyakit Ginjal
g.      Penyakit Cacar
h.      Furunculosis
i.        Penyakit Bisul
3.      Jamur
a.       Saprolegniasis
b.      Brachiomycosis
c.       Achlyasis






12
BAB 3
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Ikan mola (Hypopthalmichthtys molitrix) merupakan salah satu jenis ikan budi daya di Indonesia.Ikan ini didatangkan pertama kali ke Indonesia oleh LPPD (Lembaga Penelitian Perikanan Darat) pada bulan Nopember 1964 dari Jepang.Kemudian pada tahun 1969,untuk kedua kalinya ikan ini didatangkan dari Taiwan.Ikan yang merupakan ikan asli sungai-sungai di Tiongkok ini,kini telah menjadi salah satu ikan konsumsi penting di Indonesia. Sehingga walaupun pembenihannya hanya dapat dilakukan secara buatan dengan teknik hipofisasi, banyak petani ikan mulai membudidayakannya. Demikian pula dalam rangka penganekaragaman konsumsi protein diperkirakan konsumsi ikan juga terus meningkat. Orang semakin menyadari bahwa ikan tidak mengandung kolestrol sehingga aman untuk kesehatan jantung. Untuk itu, budi daya ikan mola perlu di pacu agar kebutuhan protein ikan dalam negri dapat terpenuhi, bahkan bila perlu untuk diekspor.
 Ikan mola tergolong ikan air tawar yang berukuran besar, mencapai 1 meter. Karena itu, bila pembudidayaannya dilakukan secara intensif akan menghasilkan ikan-ikan mola yang berukuran besar,yang tidak hanya laku di pasaran dalam negri tetapi juga di luar negri. Oleh karna itu, penulis menyemptkn waktu untuk menulis buku ini, dengan harapan dapat mendorong usaha budi daya ikan tersebut.
3.2  Saran
Dari hasil penelitian yang saya lakukan tentang cara membenih dan membesarkan ikan mola dapat diketahui cara membenih dan membesarkan ikan mola itu sangatlah penting bagi peternak ikan mola, dan juga para peternak ikan mola harus lebih memperhatikan dari mulai pemilihan lokasi budi daya, cara membenih ikan mola, cara pembesaran ikan mola, dan yang sangat penting adalah cara menanggulangi hama dan penyakit ikan.





LAMPIRAN
 Ikan mola
Jenis-jenis air yang dapat digunakan untuk perairan
 Air hujan
 Air embun
 Air permukaan

 Air tanah
 
Tabel derajat keasaman atau pH
Cara pembenihan dan pembesaran ikan mola
 Pemilihan lokasi budi daya
 Air
 Tanah
 Lokasi
 Pemilihan lokasi





 Kolam penetasan
 Pengangkutan benih














DAFTAR PUSTAKA

______,1992.Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan.Yogyakarta:Kanisius.

A.Bittner,1989.Budidaya Air.Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.

S.Djarijah A,1996.Membuat Kolam Ikan.Yogyakarta:Kanisius.

Kordi,1996.Parameter Kualitas Air.Surabaya:Karya Anda.

___,2004.Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan.Jakarta:PT.Rineka Cipta.

___,2004.Pakan Ikan:Formulasi,Pembuatan dan Pemberian.Jakarta:PT.Perca.

___,2007.Budi Daya Perairan.Bandung:PT.Citra Aditya Bakti.

Kuswandi,1993.Pengapuran Tanah Pertanian.Yogyakarta:Kanisius.

Soeseno,1986.Pemeliharaan Ikan di Kolam Pekarangan.Yogyakarta:Kanisius.


___,1986.Membuat Kolam Ikan.Jakarta:PT.Penebar Swadaya.
 

Herlita Dwi Martiani Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez